Obesitas dan Kurang Gerak, Risiko Kanker Ini Meningkat di Gen Milenial

1 day ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Lancet Public Health mengungkap fakta mencemaskan. Generasi muda, khususnya gen X dan milenial, ternyata berisiko lebih tinggi terkena 17 jenis kanker.

Dalam studi yang dipimpin oleh epidemiolog kanker dari American Cancer Society, Hyuna Sung, para peneliti menemukan bahwa generasi yang lahir setelah 1965 hingga 1990 memiliki kecenderungan lebih besar terdiagnosis kanker.

Beberapa kanker yang disorot di antaranya kanker pankreas, ginjal, hingga usus halus. Risikonya bahkan 2-3 kali lebih tinggi daripada mereka yang lahir pada 1990 dibanding mereka yang lahir tahun 1955.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang terjadi pada generasi ini bisa menjadi indikator awal untuk tren kanker di masa depan," jelas Sung, mengutip NBC.

Salah satu kanker yang paling mengkhawatirkan adalah kanker kolorektal, yang kasusnya terus meningkat di kalangan orang muda selama beberapa dekade terakhir.

Temuan ini menjadi titik awal penyelidikan terhadap pola yang sama pada jenis kanker lainnya.

Penelitian ini menganalisis data dari dua basis data besar, North American Association of Central Cancer Registries dan U.S. National Center for Health Statistics.

Dengan total hampir 24 juta diagnosis dan lebih dari 7 juta kematian akibat kanker, data ini mencakup 34 jenis kanker dan dibagi ke dalam kelompok berdasarkan tahun kelahiran dengan interval lima tahun, mulai dari kelahiran 1920 hingga 1990.

Dari 34 jenis kanker yang dianalisis, sebanyak 17 jenis kanker menunjukkan peningkatan kasus pada kelompok usia muda. Kanker hati pada perempuan juga menunjukkan pola peningkatan serupa.

Meski sebagian besar jenis kanker menunjukkan penurunan angka kematian, ada beberapa pengecualian yang cukup mengkhawatirkan. Kematian akibat kanker endometrium, saluran empedu intrahepatik, kandung empedu, kolorektal, testis, serta kanker hati pada perempuan mengalami peningkatan.

"Kanker endometrium menjadi yang paling cepat pertumbuhannya, baik dari segi diagnosis maupun angka kematian. Ini temuan yang cukup menyedihkan," kata Sung.

ilustrasi kanker leukemiaIlustrasi. Generasi X dan milenial lebih rentan terhadap kanker. (iStockphoto/Pornpak Khunatorn)

Meski begitu, ia menambahkan bahwa banyak dari peningkatan kasus ini tidak diikuti dengan peningkatan kematian berkat kemajuan dalam pengobatan. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa kanker tetap tergolong langka di usia muda.

"Peningkatan ini nyata. Hampir semua onkologis yang saya kenal bisa melihat tren ini di lapangan," kata Otis Brawley, profesor onkologi dan epidemiologi dari Johns Hopkins University.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa sebagian besar kasus kanker masih terjadi pada usia di atas 50 tahun.

Pemicu meningkatnya kanker usia muda

Para peneliti belum bisa memastikan apa yang mendorong tren ini. Tetapi, sebagian besar menyepakati bahwa gaya hidup dan faktor lingkungan memainkan peran besar dengan obesitas sebagai tersangka utama.

Obesitas memang telah lama diakui sebagai faktor risiko kanker. Menurut American Cancer Society, sekitar 20 persen dari semua kasus kanker di Amerika Serikat berkaitan dengan kelebihan berat badan.

Prevalensi obesitas melonjak tajam sejak tahun 1980. Jika pada 1980 hanya sekitar 13 persen orang dewasa yang mengalami obesitas, angka ini naik menjadi 34 persen pada 2008.

Angka tersebut terus meningkat hingga hari ini, dengan lebih dari 40 persen orang dewasa dan sekitar 20 persen anak-anak serta remaja di Amerika Serikat mengalami obesitas.

Andrea Cercek, onkologis dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center yang tidak terlibat dalam studi ini, menekankan bahwa ada perbedaan gaya hidup dari masing-masing generasi.

"Mereka terpapar faktor lingkungan atau gaya hidup yang berbeda, yang menyebabkan pergeseran ini," kata dia.

Selain obesitas, para ahli juga mencurigai gaya hidup yang semakin sedentari (kurang gerak), pola makan, paparan bahan kimia dalam air dan makanan, penggunaan obat-obatan tertentu, serta paparan antibiotik secara berlebihan sebagai faktor penyebab.

Antibiotik, misalnya, diketahui dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus, yang berkaitan dengan risiko kanker kolorektal. Walaupun antibiotik penting untuk mengobati infeksi bakteri, penggunaannya sering kali tidak tepat sasaran.

(tis/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi