CNN Indonesia
Senin, 26 Mei 2025 21:02 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintahan federal Malaysia meminta Amerika Serikat melakukan ekstradisi terhadap mantan bankir Goldman Sachs terkait kasus korupsi perusahaan pengelolaan investasi 1Malaysia Development Bhd (1MDB).
Nama Tim Leissner ikut terseret sebagai tersangka kasus korupsi 1MDB oleh Kejaksaan Federal Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Malaysia kemudian melayangkan surat ke Kementerian Kehakiman AS untuk melakukan ekstradisi terhadap Leissner yang merupakan mantan petinggi bank investasi Goldman Sachs.
Salah satu pejabat Malaysia yang tak ingin diungkap identitasnya mengungkapkan kepada Channel News Asia, pihaknya telah menerima "informasi baru" atas dugaan keterlibatan Leissner dalam skandal 1MDB.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa mereka merekomendasikan melalui para pengacara di AS agar para hakim Kementerian Kehakiman AS segera mempertimbangkan permintaan Malaysia untuk mengekstradisi Leissner atau menunda penangkapan sampai jawaban atas permintaan deportasinya di Malaysia telah rampung.
"Kami hanya memiliki jendela kecil ini, menyeret dia (Leissner) kembali ke sini untuk menjawab dakwaan terhadapnya dan juga informasi baru yang kami terima atas keterlibatannya dan bagaimana kami berhadapan dengan Goldman Sachs," demikian kata pejabat tersebut terkait investasi kasus 1MDB.
Pejabat Malaysia itu mengungkapkan bahwa Leissner terhindar dari penjara karena rekomendasi dari para hakim di Kementerian Kehakiman AS yang menangani kasus itu.
Para pejabat bersama tim kuasa hukum terlibat dalam penanangan kasus 1MDB mengatakan bahwa rekomendasi memorandum pra-putusan yang diajukan pada 15 Mei Kementerian Kehakiman AS tampak tak tak biasa
"Surat dari DOJ (Kementerian Kehakiman AS) menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu tertarik dia (Leissner) dipenjara," kata pejabat itu.
Skandal lembaga investasi dana pemerintah Malaysia, 1Malaysia Development Berhad (1MDB) belakangan Kembali menjadi sorotan.
Malaysia mendirikan 1MDB pada 2009. Saat itu, pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak membentuk 1MDB dengan tujuan mendorong pembangunan ekonomi Malaysia melalui investasi strategis di berbagai sektor, termasuk energi, property, dan infrastruktur.
Najib sendiri yang memimpin dan mengawasi ketat operasional 1MDB.
Di awal pembentukannya hingga 2013, 1MDB berhasil mengumpulkan dana miliaran dolar melalui surat hutang yang digunakan untuk proyek investasi dan pendirian perusahaan patungan.
Namun, visi misi yang tinggi itu tampaknya pupus lebih cepat setelah pada 2015, 1MDB menjadi pusaran skandal mega-korupsi yang pada akhirnya menyeret PM Najib ke penjara. 1MDB menjadi pusat salah satu skandal keuangan terbesar di dunia, dengan dugaan penyalahgunaan dana lebih dari $4,5 miliar (Rp70 triliun) oleh pejabat tinggi, termasuk Najib Razak sendiri.
Megakorupsi itu juga diduga menyeret petinggi bank investasi Goldman Sachs yang kini masih dalam penyelidikan komisi pemberantasan korupsi Malaysia.
(bac)