PSI Siap Tampung Jokowi, PPP Tak Ambil Pusing

5 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengaki lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dibanding menjadi ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang tersebut.

"Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi," ujar Jokowi usai Salat Idul Adha di Solo, Jumat (6/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya di PSI saja lah," imbuhnya.

Respons PSI

Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman menyatakan partainya membuka pintu lebar kepada Jokowi jika ingin bergabung menjadi kader dan mencalonkan diri sebagai calon ketua umum.

Hal tersebut disampaikan merespons pernyataan Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI dibanding masuk dalam bursa caketum PPP.

"Seluruh kader dan pengurus PSI siap menyambut Pak Jokowi jika bergabung dengan PSI. Bagaimana pun PSI adalah rumah Pak Jokowi. Pintu kami terbuka selebar-lebarnya untuk beliau," kata Andy dalam keterangannya, Senin (9/6).

Andy mengatakan seluruh jajaran PSI juga siap menyambut kedatangan Jokowi jika bergabung kedalam partai yang dipimpin oleh anak bungsunya yaitu Kaesang Pangarep.

Terlebih, kata dia, sejak awal PSI didirikan untuk memberikan dukungan dan meneruskan perjuangan yang telah dibawa oleh Jokowi.

"Dan kami akan terus memperjuangkan apa yang menjadi visi-misi Pak Jokowi tentang kemajuan Indonesia," ujarnya.

PPP tak ambil pusing

Juru Bicara PPP Usman Tokan mengaku tak masalah atas pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang enggan masuk dalam bursa calon ketua umum partainya dan lebih memilih PSI.

Usman menilai sikap tersebut diambil Jokowi lantaran sudah paham terkait kultur politik di setiap partai politik Indonesia yang berbeda-beda.

"Kami sangat menghargai sikap politik Pak Jokowi terkait namanya sempat disebut oleh ketua mahkamah partai PPP, tentunya beliau sebagai mantan Presiden RI 2 periode memahami betul kultur dan budaya politik partai-partai di Indonesia termasuk terhadap PPP," kata Usman saat dihubungi, Senin (9/6).

Usman menilai sebaiknya Jokowi menjadi negarawan setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Menurutnya, Jokowi memiliki banyak pengalaman politik.

Akan tetapi, Usman mengaku menghormati apabila Jokowi memilih untuk berlabuh ke PSI dan menjadi calon ketua umum.

"Dalam konteks etika dan moral politik itu sesuatu yang bagus, masa bapak di partai A lalu anak di partai B kemudian mantu atau cucu di partai C, itu sesuatu yang incredible," ujarnya.

Di sisi lain, Usman mengatakan partai berlambang Ka'bah itu tengah melakukan pembenahan internal jelang pemilihan ketua umum partai.

Terlebih, kata dia, ketum partai yang akan dipilih pada September mendatang memiliki beban berat untuk mendongkrak kekuatan partai.

"Sehingga diperlukan sosok yang kuat bagaikan Umar bin khattab, punya kedekatan dengan para ulama dan umaroh," jelas dia.

PPP dan PSI saat ini tengah sama-sama mempersiapkan gelaran pemilihan calon ketua umum mereka untuk periode mendatang. PPP akan memilih ketua umum pada Muktamar yang akan digelar September 2025.

Sedangkan, PSI akan kembali memilih calon ketua umumnya pada Kongres tahun ini meski Kaesang Pangarep, baru menjabat selama dua tahun sejak 2024 lalu.

Nama Jokowi pun santer diisukan dengan momentum besar dua partai tersebut. Di PPP, Jokowi disebut sempat mendukung nama Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Sedangkan, di PSI, relawan memastikan Jokowi tak akan bergabung.

"Saya meyakini bahwa 99,9 persen Pak Jokowi enggak akan masuk ke PSI," kata Ketua Umum kelompok relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina.

(fra/fra/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi